Salatiga — Wakil Ketua Mualaf Center Provinsi Jawa Tengah, KH Iskandar Abdurrahman mengukuhkan secara langsung Pengurus Rumah Mualaf MUI Kota Salatiga masa bakti 2021- 2026. Bertempat di di Aula Kaloka Gedung Setda, Selasa (30/11), kegiatan dihadiri Wakil Wali Kota Salatiga, Dr. H. Muh Haris, SS, Kepala Kantor Kemenag Salatiga, H, Taufiqur Rahman, M.S.I, Ketua MUI Dr. Ahmad Agus Suaidi, utusan Polres, Korem, Kodim, ASN Kemenag, dan segenap pengurus MUI Kota Salatiga.
Drs. H. Ismail Djuanedi terpilih menjadi Ketua Rumah Mualaf MUI lima tahun ke depan bersama dengan pengurus lainnya. Adapun susunan Pengurus Rumah Mualaf MUI antara lain H. Nurcholis sebagai wakil ketua, H. Mudatsir sebagai sekretaris dan Ahmad Choerudin wakil sekretaris. Kemudian Bendahara dijabat oleh Siti Asfiyah, wakil bendahara oleh Mudjibah Utami. Untuk Bidang Dakwah dan Pendidikan dijabat oleh Murtadho, Drs. Syakur, dan Ahmad Mustahal.
Ketua MUI Kota Salatiga Dr. H. Ahmad Agus Suaidi dalam sambutannya menjelaskan bahwa saat ini dunia sedang mengalami gelombang konversi Agama Islam. Di Kota Salatiga saja, tiap tahun kurang lebih ada 100 peristiwa pengislaman. Itulah yang menjadi latar belakang dikukuhkannya pengurus Rumah Mualaf ini.
“Menjadi penting karena Al Quran secara implisit memerintahkan kaum muslimin memperhatikan mualaf. Persoalannya adalah kita belum mampu mendampingi mereka selama ini, belum menjadi teman curhat seutuhnya. Padahal kita paham, setiap keputusan konversi agama pasti diiringi konsekuuensi yang berat dan membutuhkan pendampingan dari banyak pihak.” Jelas Agus.
“Dengan adanya Rumah Mualaf MUI ini, kita harus terus membantu setiap orang yang ingin mengetahui Islam dan melakukan pendampingan, pembimbingan kepada mualaf dengan pendekatan Islam yang moderat, wasathiyah.” Imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, hadir secara virtual Guru Besar UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA menyampaikan materi tentang mualaf dengan berbagai problematikanya di Indonesia. Beliau berharap kehadiran Rumah Mualaf di Salatiga dapat mewarnai kehidupan beragama di Salatiga sebagai Kota Tertoleran se-Indonesia. (Humas/Fitri)