Salatiga — “No peace among the nations without peace among the religions. No peace among the religions without dialogue between the religions. No dialogue between the religions without investigation of the foundation of the religions.” Demikian disampaikan Kepala Kankemenag Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman mengutip pernyataan Teolog Swiss Hans Küng pada pembukaan kegiatan Dialog Kerukunan Antar Umat Beragama Toga Tomas Kota Salatiga yang digelar di Hotel Le Beringin, Kamis (09/06).
“Tidak ada perdamaian di antara bangsa-bangsa tanpa perdamaian di antara agama-agama. Tidak ada perdamaian antar agama tanpa dialog antar agama. Tidak ada dialog antar agama tanpa penyelidikan tentang fondasi agama-agama.” Berdasarkan pernyatan Hans Kung tersebut, kegiatan Dialog Kerukunan Umat Beragama yang diselenggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) tersebut menemukan urgensinya, bahwa betapa penting sebagai anak bangsa dengan kemajemukannya untuk melakukan dialog antar umat beragama.
Kegiatan diikuti 40 peserta dari berbagai unsur seperti penyuluh agama, tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas dan FKUB. Adapun narasumber kompeten yang dihadirkan untuk memberikan paparan adalah Kepala Kankemenag Kota Salatiga dengan materi Peta Jalan Penguatan Moderasi Beragama, Ketua FKUB KH. Noor Rofiq dengan materi Toleransi dan Moderasi Menuju Kota Harmoni, Kapolres yang diwakili Wakapolres Salatiga Kompol Iman Sudiyantoro dengan materi Kondusivitas Tolerasi dan Moderasi di Kota Salatiga, dan Kepala Badan Kesbangpol Yayat Hidayat dengan materi Peran Pemerintah Kota Salatiga dalam Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama di Salatiga.
Disampaikan Taufiq bahwa penting bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat memahami moderasi beragama. “Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, jadi yang dimoderasi bukan agamanya tapi cara pandang, sikap, dan praktik kehidupan bergama, karena agama bersifat dogma, wahyu, given by God” jelas Taufiq. Dijelaskan pula bahwa moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan umat beragama. Kemudian keberhasilan Moderasi Beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat terlihat dari empat indikator yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi.
Sebelumnya, Ketua FKUB melaporkan bahwa maksud dan tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk menjalin sinergi kerukunan umat beragama dengan baik, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang tugas dan fungsi tokoh umat beragama dan untuk mewujudkan umat beragama yang hidup toleransi. (Humas/Fitri-Khusnul)