![](https://kotasalatiga.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2025/02/Kementerian-Agama-RI-Kantor-Kementerian-Agama-Kota-Salatiga-2025-02-05T152205.403-820x1024.png)
Kota Salatiga (Humas) – Kasi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, Miftachul Huda mengajak kepada seluruh Guru PAI SMK di Kota Salatiga untuk memperkuat wawasan moderasi agama para siswa. Dengan memperkuat pemahaman moderasi agama para siswa, maka siswa akan terhindar dari sikap intoleran. Kalau sudah bersikap intoleran maka akan menjurus pada paham radikalisme. Hal itu disampaikannya saat menjadi pemateri pada kegiatan MGMP PAI SMK Kota Salatiga di SMKS Darma Lestari Kota Salatiga, Senin (3/2/2025).
Berdasarkan survei Setara Institute for Democracy and Peace yang dirilis pada 17 Mei 2023 lalu yang menunjukkan beberapa temuan mengkhawatirkan, antara lain bahwa jumlah pelajar intoleran aktif di sekolah tingkat menengah atas (SMA) dan sederajat di lima kota Indonesia yang disurvei, meningkat. Pada survei tahun 2016 lalu terdapat 2,4 persen pelajar yang intoleran aktif, sedangkan yang terpapar sebanyak 0,3 persen. Kini ada peningkatan jumlah pelajar yang intoleran aktif pada tahun 2023 mencapai angka 5,6 persen. Sementara yang terpapar itu 0,6 persen. Jadi ada 5,6 persen yang harus kita cemaskan.
“Untuk itu Kami berharap kepada para guru PAI SMK memperkuat pengetahuan kepada para siswanya untuk memahami bagaimana toleransi agama itu dibangun dan di implementasikan di lapangan sehingga bisa menghindarkan siswa dari perbuatan intoleran,” ungkap Huda.
Lebih jauh Alumnus Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia ini berharap apa yang dilakukan oleh Guru PAI SMK di Kota Salatiga melalui MGMP PAI dapat sejalan dengan perjanjian kinerja Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga terkait dengan moderasi beragama. Diantaranya dengan memperkuat pengetahuan moderasi beragama diharapkan : Pertama, akan meningkatkan pemahaman moderasi beragama bagi siswa. Kedua, diharapkan adanya peningkatan satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum agama bermuatan moderasi beragama. Ketiga, adanya peningkatan satuan pendidikan yang memanfaatkan teknologi digital dan penerapan pedagogi modern. Keempat, adanya peningkatan guru dan tenaga kependidikan yang memperoleh nilai moderasi beragama minimal baik.
“Kami berharap empat tujuan terkait penguatan moderasi beragama diatas dapat diwujudkan oleh guru sehingga harapannya ketika moderasi agama sudah dipahami oleh semua pihak, maka akan muncul yang namanya sikap toleransi. Sikap toleransi inilah sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo nomor delapan yang berbunyi memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan Makmur, “ ujar Huda.
Kegiatan MGMP ini dihadiri oleh Guru PAI SMK Kota Salatiga, pengurus MGMP PAI dan pelaksana Seksi Pakis yang juga Admin Siaga Nur Aini. (hd)