SALATIGA, Majelis taklim merupakan tempat pembibitan calon uama atau cerdik pandai bagi umat Islam. Dari majelis taklim iniah diharapkan dapat melahirkan tokoh-tokoh agama, bukan saja yang bertingkat regional akan tetapi juga berlevel nasional bahkan internasional.
Demikian sebagian isi materi yang disampaikan oleh Kepala Seksi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam, Khotibul Umam, dalam kegiatan Pengelolaan Majelis Taklim dan TPQ yang berlangsung di aula kankemenag Kota Salatiga ( 24/2/2016). Kegiatan ini diselengarakan oleh seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga dalam rangka pembinaan majelis taklim sekota Salatiga, yang pada kesempatan itu diikuti oleh 65 peserta dari berbagai utusan majelis taklim.
Dalam acara tersebut juga dimanfaatkan untuk menyerahkan Surat Keputusan (SK ) bagi para penyuluh honorer (Penyuluh Agama Islam non PNS) yang berjumlah 53 orang sebagai hasil tindak lanjut dari pelaksanaan seleksi penyuluh honorer tahun anggaran 2016. Dengan melalui seleksi seperti ini diharapkan dapat menghasilkan penyuluh-penyuluh yang berkualitas.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, Wuryadi, menyampaikan agar para penyuluh dapat melaksanakan tugas kepenyuluhannya yang berada di lapangan kehidupan nyata sehari-hari dengan baik melalui tutur kata yang bijaksana dan penjelasan yang baik (bilhikmah wal mauidlotil hasanah). Dengan penjelasan yang demikian diharapkan umat dapat menerima dan memahami tuntunan agama Islam dengan penu kesadaran dan keikhlasan.
Sementara itu, Muhammad Miftah, Kasi Bimas Islam kankemenag Kota Salatiga menyampaikan pesan agar para penyuluh, sebagai ujung tombak dakwah di tingkat bawah ikut berperan dalam memberi pembekalan kepada umat dengan konsep-konsep ajaran Islam yang benar, lurus dan tidak menyimpang dari paham ahli sunah wal jama’ah. Di lingkungan masyarakat kita baru saja digemparkan oleh informai tentang sebuah organisasi kemasyarakatan yang ditengarai menyimpangkan tuntunan agama yang ada, yakni ormas GAFATAR. Meskipun secara resmi oleh pemerintah ormas ini telah dibubarkan tetapi bercermin dari kejadian ini tentu kita menjadi sadar bahwa pemahaman agama masyarakat kita, khususnya umat Islam ternyata masih dapat dibengkokkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa orang yang nota bene status sosial dan secara intelektual mereka seperti tidak mungkin dapat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran menyimpang , tetapi toh intelektual mereka masih juga dapat dipengaruhi dengan pemikiran-pemikiran yang irasional dan menyimpang dari ajaran agama yang sesungguhnya.
Nurcholis-PAKIS