Salatiga — Rumah moderasi adalah tempat kegiatan bersama umat beragama dalam rangka membangun silaturrahim, kesepahaman, pengertian dan toleransi antar umat beragama yang didasari keinginan bersama untuk merawat Kota Salatiga sebagai kota paling toleran se Indonesia dalam bingkai NKRI. Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag ) Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman saat memberikan pengarahan pada giat Dialog Penyuluh lintas Agama di Rumah Moderasi BKGS, Selasa (11/5).
Dialog Penyuluh Lintas Agama yang bertajuk Menguatkan Kondusivitas Kota Salatiga, dihadiri Kakankemenag, Kasubag TU, Kasi Bimas Islam, Penyelenggara Kristen, Humas dan Penyuluh lintas agama baik PNS dan Non PNS se Kota Salatiga.
Menurut Taufiq, rumah moderasi merupakan rumah yang representatif untuk kegiatan bersama. Sebelum diberi nama rumah moderasi sudah mencerminkan moderasi, dan setelah adanya rumah moderasi BKGS ini diharapkan kegiatan pertemuan penyuluh lintas agama dapat dilaksanakan di tempat tersebut untuk mendukung pembangunan Zona Integritas di Kankemenag Kota Salatiga. Diharapkan pula penyuluh agama yang merupakan ujung tombak Kementerian Agama dapat melaksanakan tugas dan fungsi pembinaan umat beragama demi peningkatan kualitas kehidupan keagamaan masyarakat.
Sebelumnya Ketua rumah moderasi BKGS, Purwanto mengucapkan selamat datang di rumah moderasi dan apa yang telah dilaksanakan di rumah moderasi ini tidak mengurangi makna sedikitpun.
Ditambahkan oleh Purwanto di rumah moderasi BKGS ini ada 96 lembaga gereja berkumpul di rumah moderasi ini yang terdiri 94 dari gereja protestan dan 2 gereja katholik dengan berbagai aliran, tetapi mereka bisa saling menyatu saling kebersamaan tanpa memandang perbedaan sebagai rintangan.
“Umat beragama untuk saling merajut kebersamaan, sebab kebersamaan adalah modal sekaligus pilar bangsa Indonesia dalam menjaga kekokohan NKRI dan perbedaan harus menjadi pendorong untuk bersatu dan hidup rukun di bawah bendera merah putih.,” tambahnya. (Humas/Khusnul-Fitri).