Salatiga—Pendidikan agamabukanhanyadiajarkan di dalamkelassaja, melainkanjuga di luarkelas. Kita perlu berinteraksi dengan masyarakat sebagai perwujudan ibadah sosial. Di dalaminteraksi sosial, terdapatberbagaiperbedankulturserta status sosial. Sehingga, nilai-nilai multikulturaldalamajaran Islam harusdiajarkandengan nilai-nilaikeadilan, memperlakukan orang lain secaraseimbangdantidakmelihatdariaspek social.
Demikian dikemukakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga Wuryadi ketika memberikan pengarahan kepada puluhan siswa dalam kegiatan Wawasan Rahmatan lil’Alamin Dan Perspektif Multikultural bagi Siswa SMA/SMK Tahun 2017 di Hotel Laras Asri Salatiga, Selasa (14/3).
Dalam paparannya, Wuryadi menjelaskan, Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT untuk dijadikan rahmat bagi alam semesta alam.
“Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an surat Al- Anbiya ayat 107 yang artinya “ dan kami tidak mengutus engkau ( Muhammad ) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam,” jelas Wuryadi.
Menurut dia, Islam sebagai Rahmatan Llil’alaminmerupakan agama membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta termasuk hewan, tumbuh-tumbuhan, termasuk dengan sesama manusia dengan perbedaan ras, suku, golongan, dan agama.
“Terkait dengan hubungan di masyarakat yang berbeda agama, Kemenag mendorong terwujudnya kehidupan umat beragama yang harmonis dengan program KerukunanUmatBeragama, PengembanganWawasanMultikultural, PendekatanterhadapPenganutfahamRadikal liberal,serta Optimalisasi Media dan Dialog Lintas Agama danBudaya,” paparnya lanjut.
KepalaSeksiPendidikan Agama danKeagamaan Islam Nurcholis menambahkan, maju mundurnya Negara terletak pada remaja atau generasi mudanya. “Oleh karenanya, para siswa harus bisa memanfaatkan waktu yang baik interaksi yang positif dengan belajar yang baik, sehingga akan menjadi generasi yang cerdas dan berkualitas yang mempunyai nilai-nilai keislaman,” tandas Nurcholis.
Dengan adanya kegiatan ROHIS ( Rohani Islam ) di sekolah maka akan membekali diri seorang siswa dengan ilmu dunia dan akherat. “Sedikit ilmu tapi bermanfaat dari pada banyak ilmu tapi tidak bermanfaat,” sambung Nurcholis.
Kegiatan ini menghadirkan lima narasumber, yaitu Kepala Kemenag Kota Salatiga dengan materi Kebijakan Kementerian Agama dalam Penyelenggaraan Wawasan Islam RahmatanLil’alamin; Kapolres Salatiga dengan materi Peran Masyarakat Dalam Menjaga Multikulturalisme Bangsa ; Kasi Pakis Kemenag Kota Salatiga dengan materi konsep Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Dan Pembentukan Generasi Yang Agamis Dan Toleran, serta Ketua FKUB menyampaiakan Materi Pandangan Islam Tentang Jihad, Radikalisme danterorisme . ( KK )