Sudah menjadi tradisi di lingkungan perkantoran dimana kita bekerja, baik itu kantor swasta maupun pemerintah bahwa setiap tanggal 21 April ada anjuran mengenakan busana adat sebagai wujud penghormatan atas semangat serta perjuangan dan emansipasi tokoh Kartini. Begitupun yang terjadi di Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga. Pada hari Kamis tanggal 21 April 2016 seluruh pegawai baik di Kantor Kemenag Kota Salatiga maupun yang berada di Kantor Urusan Agama (KUA) dianjurkan untuk mengenakan pakaian adat. Tidak hanya itu, dalam rangka memeriahkan hari Kartini tersebut Kemenag Kota Salatiga juga mengadakan berbagai acara yang semuanya bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat kartini yang dikorelasikan dengan konteks kekinian.
Ada satu hal yang unik di lingkungan Kantor Urusan Agama (KUA) yang notabene pelayanannya melakukan pencatatan nikah kepada pasangan calon pengantin. Karena pada tanggal 21 April 2016 tersebut oleh masyarakat dianggap hari baik untuk melaksanakan pernikahan, maka banyak pasangan calon pengantin yang memilih menikah pada tanggal tersebut. Sementara Petugas Pencatat Nikah (baca: Naib) pada saat yang sama dianjurkan untuk mengenakan busana adat karena bertepatan dengan peringatan hari kartini.
Adalah Imam Talmisani, seorang Pegawai Pencatat Nikah PPN) KUA Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang pada tanggal 21 April 2016 bertepatan hari kartini tersebut harus melakukan pencatatan nikah terhadap 4 pasang calon pengantin, karena busana yang dikenakannya tidak seperti biasa, banyak rombongan pengantar maupun keluarga besar masing-masing calon pengantin sempat kaget melihat penampilan petugas pencatat nikah tersebut. Ada yang berseloroh “Kok calon pengantin laki-lakinya ada dua….?!”, namun dengan santai Imam Talmisani menjawab “ kalo perempuan namanya Kartini tapi kalo laki-laki namanya Kartono”, sontak seluruh hadirin yang menyaksikan proses akad nikah pada saat itupun tertawa, termasuk calon pengantin yang semula kelihatan tegang, menjadi agak sedikit rileks dengan cairnya suasana pada saat itu. Rupa rupanya mereka baru menyadari bahwa hari itu adalah hari Kartini. Bahkan selama proses acara akad nikah berlangsungpun, Imam Talmisani seolah-olah menjadi public interest di tengah-tengah prosesi, hal senada juga terjadi setelah proses akad nikah, banyak yang ingin berfoto bersama dengan Petugas PPN tersebut. Imam Talmisani yang pada saat itu mengenakan pakaian adat jawa dengan baju beskap, jarit dan blangkon itupun meng-iya-kan begitu saja setiap permintaan dari keluarga besar pasangan pengantin dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat tanpa mengurangi sakralitas prosesi akad nikah.
Demikian sekelumit cerita seorang Pegawai Pencatat Nikah yang melaksanakan tugas bertepatan dengan momentum hari Kartini. Dengan pesan agar pasangan pengantin yang menikah bertepatan dengan hari kartini tersebut bisa terus menggelorakan semangat perjuangan, emansipasi, egalitarian dan kesetaraan gender yang dipelopori oleh RA Kartini. (#Admin)