Salatiga – Ribuan naskah keagamaan telah banyak ditemukan di Nusantara. Bahkan, belakangan telah ditemukan pula ratusan karya dari para kiai yang tersebar di beberapa kota. Pesan-pesan keagamaan yang dibawa Agama Islam menjadi bukti sejarah munculnya agama tersebut dan terwujud dalam naskah keagamaan. Sebagai bukti sejarah, naskah-naskah tersebut perlu dilestarikan dan dikelola dengan baik. Maka dari itu, perlu dilakukan inventarisasi dan digitalisasi naskah keagamaan. Salah satu daerah yang ditelusuri naskah keagamanya Madura sebagai basis penyebaran Agama Islam.
Ikhtiar yang sudah dilakukan oleh Balai Litbang Agama (BLA) Semarang Balitbang Diklat Kemenag adalah dengan mendigitalisasi sejumlah naskah yang ada. Hal ini sejalan dengan tugas pokok Balai Litbang Agama yaitu melakukan penelitian dan pengembangan agama di bidang kehidupan keagamaan, pendidikan agama dan keagamaan, serta lektur keagamaan sesuai wilayah kerja. Dalam beberapa tahun terakhir ini BLA Semarang, telah melakukan penelitian terkait dengan manuskrip dan naskah keagamaan di Madura. Sebagai langkah pengembangan hasil inventarisasi dan digitalisasi naskah, perlu dilaksanakan Penyusunan Naskah Keagaman Madura dalam bentuk bibliografi berupa katalog naskah.
Bertempat di Hotel Grand Wahid Salatiga, BLA Semarang mengadakan kegiatan kegiatan Uji Validasi Penyusunan Repositori Online Naskah Keagamaa Madura Tahap II (Kamis, 24/09/2020). Kepala Balai Litbang Agama (BLA) Semarang, Samidi, mengatakan siap melayani masyarakat dalam hal penelitian naskah. “Apabila ada masyarakat yang mengetahui keberadaan naskah-naskah klasik di Kota Salatiga, silakan menghubungi BLA Semarang. Tidak dikenakan biaya, alias gratis” ujarnya. Beliau juga Beliau juga mengajak generasi saat ini untuk lebih menghargai keberadaan naskah klasik keagamaan karena terdapat berbagai khazanah intelektual yang bermanfaat untuk kehidupan masa sekarang. Ada ilmu sosial, ekonomi, politik dan pengetahuan tentang berbagai persoalan agama Islam yang diakui dunia.
Lebih lanjut, dalam sambutannya Kasubbag TU Kankemenag Kota Salatiga, Sholeh Mubin mengatakan bahwa masyarakat sebenarnya adalah agen BLA. Masyarakat sangat berperan penting dalam segala bentuk penelitian yang dilakukan BLA, karena yang mengetahui keberadaan naskah klasik keagamaan tersebut adalah masyarakat. “Sebenarnya masih banyak ratusan naskah yang disimpan masyarakat sebagai milik pribadi dengan pengetahuan tradisional dalam merawat naskah-naskah tersebut, sehingga tidak sedikit yang lapuk dan rusak karena usianya cukup tua” ujarnya.
Di Kota Salatiga belum lama ini ditemukan belasan naskah kuno naskah kuno berbahasa Jawa yang menggunakan aksara arab (pegon) dan diperkirakan berumur ratusan tahun diteliti oleh Tim dari balai Akeologi Yogyakarta. Menurut tim peneliti, sebagian besar naskah tersebut berisi ajaran agama Islam, mulai ketauhidan, fiqih, maupun syiar lainnya. Beberapa naskah lainnya berisi tembang Jawa. Sampai saat ini, naskah tersebut masih disimpan di lemari kamera pemilik naskah tersebut Gunawan Herdiwanto pengusaha kuliner Ki Joglo Penjawi, Sidorejo Salatiga.
Selain itu ternyata almarhum KH Zubair juga mempunya sejumlah peninggalan yaitu naskah kuno yang tidak terawat. Salah satu peserta dari kegiatan ini meminta BLA Semarang untuk bisa meneliti dan menginventarisasi peninggalan almarhum KH Zubair tersebut. KH Zubair adalah ulama terkenal di Salatiga. Selain menjadi ahli falak, beliau juga berpengaruh dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah bidang Pendidikan. institusi-institusi pendidikan yang lahir dari prakarsa KH. Zubair Umar dan tetap berkembang hingga saat ini seperti SD-SMP Al-Azhar Salatiga yang hingga saat ini berada di bawah naungan yayasan Pesantren Luhur, MTs NU dan SMK Diponegoro yang berada di bawah naungan Yayasan Imarotul Masajid wal Madaris, serta MAN Salatiga yang berganti nama dari Pendidikan Guru Agama (PGA).
Selain itu, Sholeh Mubin mengapresiasi BLA yang menawarkan kerja sama penelitian dalam hal pendidikan, zakat sedekah, pembinaan ASN, dan manuskrip yang tercecer. “Saya sangat berterima kasih kepada BLA atas tawaran kerja sama dan gratis. Hal ini bisa menjadi media untuk memajukan Kota Salatiga pada khususnya, karena hal-hal yang belum diketahui bisa diteliti untuk menambah khazanah naskah keagamaan Nusantara. Dibutuhkan kerja sama yang baik antara masyarakat, Kankemenag dan BLA supaya tercipta moderasi bergama melalui khazanah keagamaan nusantara.” pungkasnya. (Fitri, Khusnul)