Umat beragama diharuskan mengedepankan kearifan agar terhindar dari konflik antar umat beragama. Dasar kearifan dan hidup antar umat beragama dengan suku bangsa dan etnis yang berbeda harus disadari manusia.
Inilah perlunya mengedepankan kearifan ketika hidup bersama diantara perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan ( SARA ) kata dosen IAIN Salatiga Prof Zulfa Makhasin, saat digelar Sarasehan Kebangsaan Dalam Kebhinekaan yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) kota Salatiga di STT Efata Jl. Bangau Klaseman Salatiga, Selasa 6 Desember 20I6.
Menurut Zulfa, umat beragama juga jangan menolok-ngolok atau meremehkan kelompok lain. Sebab bisa jadi, kelompok yang diolok-olok tersebut justru lebih baik dari kelompok yang mengolok-ngolok. Secara prinsip umat beragama walaupun berbeda agama, beribadah kepad Tuhan, meski sebutannya berbeda-beda.
Umat beragama ini beribadah dengan tujuan yang sama, dan diajarkan melaksanakan kebaikan kepada manusia lain. Adapaun sarasehan dibuka oleh Pj. Wali kota Salatiga Achmad Rofai dihadiri Kapolres AKBP Hapy Perdana, Dandim Letkol Inf Budi Rahmawan, Kepala Kesbangpol Susanto, Kepala Kemenag Wuryadi, dan Sekda Daryadi.
Kota Toleran
Achamd Rofai mengatakan warga kota salatiga harus mampu menjaga toleransi umat beragama. Terlebih Salatiga telah dinobatkan sebagai kota tertoleran kedua di Indonesia setelah kabupaten Pematang Siantar Sumatra Utara. Dia mengajak umat beragama dan para tokohnya mewujudkan kota salatiga sebagai kota tertoleran pertama di Indonesia.
Sementara itu Pendeta Surya , pengurus FKUB Salatiga mengungkapkan, masyarakat beragama di kota Salatiga tidak terpengaruh isu perpecahan yang berdampak pada persatuan dan kesatuan.
Upaya mempertahankan toleransi beragama telah diupayakan FKUB, yang terdiri atas para tokoh dari berbagai agama di Salatiga.
Pembicara sarasehan lainnya Pasi Intel Kodim, Kapten Am Sudarwadi dan Kasat Binmas Polres Salatiga AKP Didik Budiono. ( Khusnul Khotimah )