Salatiga – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil) Kemenag Provinsi Jateng, H. Musta’in Ahmad bersama Direktur Wahid Foundation, Ibu Hj. Yenny Wahid dan Kepala Kemenag Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman menyerahkan Izin Operasional (Ijop) kepada Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Darussalam, KH. Sumyani Azis bersamaan dengan Deklarasi Kelurahan Damai Tingkir Lor Kota Salatiga, Rabu (12/01/2022) di Komplek Masjid Jami Al Fudlola Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Salatiga. Tampak hadir Wali Kota Salatiga bersama Forkompimda, Kepala OPD Kota Salatiga, FKUB, tokoh agama dan tokoh masyarakat, dan PKK di Kota Salatiga.
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat di tingkat desa dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan.
“Sebuah desa yang tangguh harus mempunyai 3 pilar, yakni pemberdayaan ekonomi, pelatihan masyarakat agar bisa menghargai perbedaan dan hidup rukun dan mencegah potensi konflik, kemudian yang ketiga penguatan peran perempuan,” ungkapnya.
Yenny menambahkan bahwa masyarakat harus diberikan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran bahwa adanya perbedaan tidak boleh memecah kita. “ Jangan mencederai kepercayaan orang lain, tetap hormati dan menjaga kerukunan bersama. Boleh berbeda keyakinan, boleh berbeda pandangan terhadap apapun, tetapi tolong hormati hal-hal tersebut,” pungkas Yenny.
Sebelumnya Walikota Salatiga, Yuliyanto mengatakan kegiatan ini merupakan sinergi antara Kelurahan Tingkir Lor, dengan Wahid Foundation beserta UN Women, sebagai salah satu sarana untuk mengkampanyekan toleransi, perdamaian, dan kesetaraan gender, serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kota Salatiga dapat dikatakan mampu mengelola keberagaman masyarakat dengan baik. Mereka dapat hidup harmonis dan damai, bahkan telah dikukuhkan dengan raihan predikat sebagai Kota Tertoleran se-Indonesia. Raihan ini merupakan hasil dari kerja keras Pemerintah Kota Salatiga, yang didukung penuh oleh Forkopimda, Toga, Toma, beserta seluruh elemen masyarakat yang hidup rukun dan damai dalam kemajemukan,” kata Wali Kota.
Kelurahan Damai ini jangan hanya menjadi sebuah status, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Deklarasi Kelurahan Damai adalah langkah awal untuk mewujudkan toleransi, perdamaian, dan keadilan di Kota Salatiga, bahkan di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Diakhir acara dibacakan Ikrar Deklarasi Kelurahan Damai Tingkir Lor oleh elemen perempuan keluran Tingkir lor. Dan acara dilanjutkan dengan ziarah ke makam Mbah Abdul Wahid yang merupakan kakek buyut dari Presiden ke4 RI bapak Abdurrahman Wahid Gus Dur.(Humas/Khusnul-Fitri)